Ikuti Kami

Keajaiban Istigfar anak kepada Ayahnya

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pergantian Kepengurusan KKG PAI

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ukhuwah dan kerjasama adalah bagian dari ibadah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 31 Oktober 2024

Rezeki dan gaji

Perbedaan Gaji dan Rezeki dalam Islam

Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah "gaji" dan "rezeki." Meskipun kedua istilah ini berkaitan dengan penghasilan, keduanya memiliki makna yang berbeda dalam perspektif Islam. Gaji adalah imbalan yang diperoleh dari kerja keras seseorang, sedangkan rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan oleh Allah, termasuk gaji, harta, kesehatan, dan kebahagiaan.

Definisi Gaji dan Rezeki
1. Gaji: Gaji adalah upah yang diterima seseorang sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan. Dalam konteks ini, seseorang berusaha dan bekerja untuk mendapatkan imbalan yang sesuai.
2. Rezeki: Rezeki mencakup semua yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Allah menentukan rezeki setiap makhluk-Nya sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Dalil dari Al-Qur'an

1. Tentang Rezeki:

Surah Al-Isra (17:31): "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami memberikan rezeki kepada mereka dan kepada kalian. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar."
Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa rezeki adalah hak Allah, dan Dia yang memberikan kepada setiap makhluk-Nya.
2. Tentang Usaha dan Gaji:

Surah Al-Jumu'ah (62:10): "Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah."
Ayat ini menunjukkan pentingnya bekerja dan berusaha setelah melaksanakan ibadah.
Dalil dari Hadits

1. Rezeki dan Usaha:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian." (HR. Muslim)
Hadits ini mengingatkan bahwa yang terpenting dalam mencari rezeki adalah niat dan amal.
2. Gaji yang Halal:

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah wajibkan atas kalian untuk beramal, maka beramallah kalian dengan cara yang baik dan janganlah kalian mengambil sesuatu kecuali yang halal." (HR. Ahmad)
Ini menunjukkan bahwa bekerja untuk mendapatkan gaji yang halal adalah bagian dari tuntunan Islam.
Perbedaan Gaji dan Rezeki

1. Sumber:

Gaji diperoleh dari usaha manusia, sedangkan rezeki adalah pemberian Allah yang tidak selalu terikat dengan usaha.
2. Kepastian:
Gaji memiliki besaran yang relatif tetap dan ditentukan, sedangkan rezeki bisa datang dalam berbagai bentuk dan tidak selalu dapat diprediksi.
3. Bentuk:
Gaji biasanya berupa uang, sedangkan rezeki bisa berupa kesehatan, kebahagiaan, atau perlindungan.

Kesimpulan
Dalam Islam, gaji dan rezeki memiliki peranan yang berbeda. Gaji adalah imbalan dari kerja keras, sementara rezeki adalah anugerah Allah yang luas. Seorang Muslim diajarkan untuk bekerja keras, tetapi juga untuk bersyukur atas segala rezeki yang diberikan Allah. Keduanya saling melengkapi dalam menjalani kehidupan yang seimbang dan penuh berkah.

Dengan memahami perbedaan ini, diharapkan kita dapat lebih menghargai usaha dan hasil yang kita peroleh, serta selalu bersyukur kepada Allah atas rezeki yang diberikan.

Kamis, 24 Oktober 2024

Pentingnya Bersahabat dengan Orang Shaleh

Pentingnya Bersahabat dengan Orang Sholeh

Bersahabat dengan orang sholeh merupakan salah satu aspek penting dalam menjalani kehidupan yang penuh berkah. Persahabatan dengan individu yang taat beragama dapat memberikan banyak manfaat, baik dari segi spiritual maupun sosial. Dalam Islam, persahabatan memiliki makna yang mendalam dan bisa mempengaruhi karakter serta perilaku seseorang. Berikut adalah beberapa alasan mengapa bersahabat dengan orang sholeh itu penting, disertai dengan ayat-ayat Al-Qur'an yang relevan.

1. Mendapatkan Hikmah dan Nasihat yang Baik

Orang sholeh biasanya memiliki pengetahuan yang luas tentang agama dan kehidupan. Mereka bisa menjadi sumber hikmah dan nasihat yang baik bagi kita. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

“Dan orang-orang yang beriman, dan beramal sholeh, mereka itu adalah sebaik-baiknya makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 7)

Dengan bergaul dengan orang sholeh, kita berpeluang untuk mendapatkan ilmu dan nasihat yang dapat meningkatkan kualitas ibadah kita.

2. Mendorong untuk Berbuat Kebaikan

Bersahabat dengan orang yang baik bisa memotivasi kita untuk melakukan hal-hal yang positif. Ketika kita melihat teman-teman kita melakukan kebaikan, kita pun akan terdorong untuk mengikuti jejak mereka. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang shalih.” (QS. At-Tawbah: 119)

Ayat ini menunjukkan pentingnya pergaulan dengan orang-orang yang sholeh, karena mereka dapat mempengaruhi kita untuk menjadi lebih baik.

3. Menghindari Kemaksiatan

Satu lagi keuntungan bersahabat dengan orang sholeh adalah kita lebih terjaga dari perbuatan maksiat. Lingkungan yang baik akan mencegah kita terjerumus ke dalam dosa. Dalam Al-Qur'an, Allah mengingatkan kita:

“Dan Janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah pun menjadikan mereka melupakan diri mereka sendiri. Itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hashr: 19)

Dengan berteman dengan orang sholeh, kita cenderung untuk mengingat Allah dan tidak melupakan nilai-nilai agama.

4. Mendapatkan Doa dan Dukungan Spiritual

Sahabat yang sholeh akan selalu mendukung kita, baik dalam keadaan suka maupun duka. Mereka akan mendoakan kita dan membantu kita dalam beribadah. Rasulullah SAW bersabda:

“Seseorang itu tergantung pada agama temannya. Oleh karena itu, hendaklah salah seorang di antara kalian memperhatikan dengan siapa ia berteman.” (HR. Abu Dawud)

Hadis ini menunjukkan betapa pentingnya memilih teman, karena mereka dapat mempengaruhi iman dan ibadah kita.

Kesimpulan

Bersahabat dengan orang sholeh bukan hanya sekadar memilih teman, tetapi juga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas diri dan iman kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjalin hubungan dengan orang-orang yang bisa membawa kita kepada kebaikan dan membantu kita dalam menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Islam. Semoga kita semua dapat dikelilingi oleh sahabat-sahabat yang sholeh dan senantiasa diberikan petunjuk di jalan yang lurus.

Rabu, 23 Oktober 2024

Kurikulum Terbaik Sepanjang Masa

Pendidikan dan Kurikulum yang Diajarkan oleh Rasulullah SAW: Perspektif Al-Qur'an dan Hadis

Pendidikan merupakan aspek penting dalam ajaran Islam, yang mana Rasulullah SAW berperan sebagai guru utama. Beliau menyampaikan ilmu yang berasal dari wahyu Allah SWT, serta mengajarkan bagaimana ilmu itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dalam Islam mencakup akidah, akhlak, ibadah, dan muamalah yang semuanya merujuk pada al-Qur'an dan Hadis sebagai sumber utama.

1. Pendidikan dalam Islam: Landasan Al-Qur'an dan Hadis

Rasulullah SAW adalah pengajar pertama umat Islam. Proses pendidikan yang dilakukan oleh beliau berlandaskan wahyu Allah SWT. Di dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

QS. Al-Baqarah: 151 "Sebagaimana Kami telah mengutus seorang Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan membersihkan kamu serta mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah, dan mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui."

Ayat ini menunjukkan bahwa misi utama Rasulullah SAW adalah untuk mengajarkan ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa umat, serta memberikan ilmu yang bermanfaat baik dalam konteks dunia maupun akhirat.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: "Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim (laki-laki dan perempuan)." (HR. Ibnu Majah)

Hadis ini menjadi dasar bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi seluruh umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan. Pendidikan tidak hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu, tetapi untuk semua umat agar dapat menjalankan perintah agama dengan benar.

2. Kurikulum yang Diajarkan oleh Rasulullah SAW

Kurikulum yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dapat dibagi menjadi beberapa komponen utama:

a. Akidah

Pendidikan akidah atau tauhid merupakan fondasi utama dalam pendidikan Islam. Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.

Dalil Al-Qur'an: "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah: 163)

Dalil Hadis: "Barangsiapa yang mengucapkan La ilaha illallah dengan penuh keyakinan, maka ia akan masuk surga." (HR. Al-Bukhari)

Pendidikan akidah ini diajarkan sejak dini kepada para sahabat dan umat Islam, sehingga keyakinan mereka menjadi kuat dan tak tergoyahkan.

b. Akhlak

Rasulullah SAW merupakan teladan terbaik dalam hal akhlak. Pendidikan akhlak bertujuan untuk membentuk karakter dan moral umat Islam agar sesuai dengan ajaran Islam yang mengajarkan kasih sayang, keadilan, kejujuran, dan kesederhanaan.

Dalil Al-Qur'an: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)

Dalil Hadis: "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)

Pendidikan akhlak ini mencakup etika dalam berinteraksi dengan sesama manusia, bagaimana berperilaku baik, dan menghormati orang lain.

c. Ibadah

Rasulullah SAW mengajarkan tata cara ibadah yang benar, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Pendidikan ini sangat penting karena ibadah merupakan kewajiban utama seorang Muslim kepada Allah SWT.

Dalil Al-Qur'an: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk." (QS. Al-Baqarah: 43)

Dalil Hadis: "Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat." (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan teori tentang ibadah, tetapi juga memberi contoh langsung dalam praktiknya, seperti bagaimana melakukan wudhu yang benar, cara shalat, dan pelaksanaan ibadah haji.

d. Muamalah

Pendidikan muamalah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW mencakup interaksi sosial dan ekonomi. Bagaimana umat Islam harus bertransaksi, bersikap adil, dan tidak menzalimi orang lain.

Dalil Al-Qur'an: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dalam perdagangan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu." (QS. An-Nisa: 29)

Dalil Hadis: "Tidak boleh ada bahaya atau membuat bahaya kepada orang lain." (HR. Ibnu Majah)

Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya etika dalam berbisnis, menjaga hak-hak orang lain, dan melarang praktek-praktek yang merugikan seperti riba, penipuan, dan kecurangan.

3. Metode Pengajaran Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menggunakan berbagai metode dalam mendidik umatnya, antara lain:

Metode dialogis, di mana beliau mengajak berdiskusi dan tanya jawab.

Keteladanan, di mana beliau memberikan contoh langsung dalam setiap aspek kehidupan.

Kisah-kisah, yang digunakan untuk menyampaikan pesan moral.

Pemberian tugas, seperti mengutus para sahabat untuk menyebarkan ilmu di daerah lain.


Kesimpulan

Pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik spiritual maupun material. Kurikulum Islam yang diajarkan beliau meliputi akidah, akhlak, ibadah, dan muamalah, yang semuanya berpijak pada al-Qur'an dan Hadis. Metode pengajaran yang digunakan oleh Rasulullah sangat efektif dalam membentuk generasi umat Islam yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.

Pendidikan yang diwariskan Rasulullah SAW bukan hanya sekedar transfer ilmu, tetapi juga pembentukan karakter, moral, dan spiritual yang menjadikan seseorang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat luas.

Sabtu, 05 Oktober 2024

Pentas Seni PAI Periuk Kota Tangerang

 

Kegiatan Pentai PAI 2024 di Kecamatan Periuk, Kota Tangerang

Pendahuluan





Pada tanggal 5 Oktober 2024, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, kembali mengadakan kegiatan Pentai PAI (Pendidikan Agama Islam) yang melibatkan sekolah-sekolah dasar sekecamatan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar agama, mempererat tali silaturahmi antar sekolah, dan memberikan wadah bagi siswa untuk menyalurkan bakat mereka. Dengan tema "Membangun Karakter Generasi Islami", acara ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi anak-anak dalam mengenal dan mencintai agama.

Acara dan Lomba

Kegiatan ini dipimpin oleh Bapak H. Dedi Wahyudi sebagai ketua panitia dan Bapak H. Abdul Mukti sebagai ketua KKG PAI. Berbagai lomba dan penampilan telah dipersiapkan untuk memeriahkan acara, antara lain:

  1. Lomba Nasyid
    Peserta dari masing-masing sekolah menunjukkan bakat bernyanyi dengan lirik-lirik yang islami, mengajak pendengar untuk mencintai ajaran agama melalui melodi yang indah

    Siswa-siswa menunjukkan pemahaman mereka tentang pembagian warisan sesuai dengan syariat Islam. Kegiatan ini bertujuan untuk mendidik siswa mengenai pentingnya memahami hak dan kewajiban dalam konteks sosial.

  2. Lomba Azan
    Para peserta menampilkan kemampuan melantunkan azan dengan suara yang merdu. Lomba ini tidak hanya bertujuan untuk menunjukkan bakat, tetapi juga menanamkan rasa cinta kepada panggilan untuk beribadah.

  3. Pildacil (Pildah Cerita Islam)
    Siswa-siswa menyampaikan dakwah dengan cara yang menarik dan kreatif, membagikan cerita-cerita islami yang mengandung pesan moral kepada teman-teman mereka.

  4. Cerdas Cermat
    Lomba ini menguji pengetahuan siswa tentang Islam, sejarah, dan nilai-nilai keagamaan. Dengan format yang menyenangkan, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan umum siswa.

Suasana Acara

Acara dimulai pukul 07.00 WIB dan dihadiri oleh ratusan siswa, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, dan orang tua. Suasana sangat meriah, dengan berbagai dekorasi dan spanduk yang menghiasi lokasi acara. Penampilan dari masing-masing peserta mendapat sambutan hangat dari penonton, dan sorak sorai menggema di setiap penampilan. Setiap lomba berjalan dengan lancar dan penuh semangat, menciptakan momen kebersamaan yang tak terlupakan.

Kegiatan Pentai PAI ini ditutup dengan pengumuman pemenang dan pemberian penghargaan kepada para juara. Setiap peserta merasa bangga dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan berikutnya. Acara ini tidak hanya sukses dalam pelaksanaannya tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi semua yang terlibat.

Semoga kegiatan serupa dapat terus diadakan di masa mendatang untuk mendukung perkembangan pendidikan agama dan karakter generasi penerus yang lebih baik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam suksesnya acara ini, khususnya Bapak H. Dedi Wahyudi dan Bapak H. Abdul Mukti.