Ikuti Kami

Minggu, 10 Maret 2019

FITNAH AKHIR ZAMAN

Penulis: Ustadz Dr. Irfan Yuhadi, M.S.I

Fitnah maknanya adalah cobaan dan ujian. (Asyratus Sa’ah.) Di akhir zaman akan bermunculan berbagai macam fitnah yang semakin beragam dan semakin berat. Sehingga manusia yang berada pada zaman tersebut akan merasakan ujian kehidupan yang tidak ringan. Di antara fitnah yang muncul di akhir zaman adalah :
1. Banyaknya Praktek Kesyirikan
Kesyirikan merupakan dosa besar yang terbesar. Semakin jauhnya manusia dari masa kenabian, menjadikan manusia semakin berani menyelisihi petunjuk Nabi ﷺ. Sehingga pelan-pelan manusia akan terseret ke dalam jurang kesyirikan tanpa ia sadari. Allah ﷻ berfirman;
فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ.
”Maka hendaklah takut orang-orang yang menyelisihi perintah Rasul mereka akan ditimpa fitnah atau ditimpa azab yang pedih.” (QS. An-Nur : 63)
Berkata Imam Ahmad 5;
أَتَدْرِيْ مَا الْفِتْنَةُ؟ اَلْفِتْنَةُ الشِّرْكُ لَعَلَّهُ إِذَا رَدَّ بَعْضُ قَوْلِهِ أَنْ يَقَعَ فِيْ قَلْبِهِ شَيْءٌ مِنَ الزَّيْغِ فَيُهْلِكُ.
”Tahukah engkau apakah fitnah yang dimaksud? Fitnah tersebut adalah kesyirikan, jika seorang menolak sebagian sabda Nabi ﷺ maka hatinya akan ditimpa sesuatu, berupa kecondongan kepada kesesatan yang akan membinasakan(nya).” (Syarhu Tsalatsatil Ushul, 6)
2. Banyak Terjadi Perpecahan
Di akhir zaman akan muncul perpecahan di kubu kaum muslimin. Sehingga dengan perpecahan tersebut akan mengurai kekuatan kaum muslimin dan akan banyak energi yang terbuang. Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda;
وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً.
“Dan ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan.” (HR. Tirmidzi Juz 5 : 2641, Abu Dawud : 4569, dan Ibnu Majah : 3991. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Juz 1 : 203)
3. Banyaknya Pembunuhan
Di akhir zaman nyawa manusia menjadi murah harganya. Terkadang karena permasalahan yang sepele darah ditumpahkan. Selain itu pula banyak terjadi peperangan di akhir zaman. Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;
لَا تَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ قَالُوْا وَمَا الْهَرْجُ يَا رَسُوْلَ اللَّهِ قَالَ اَلْقَتْلُ اَلْقَتْلُ.
“Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga banyaknya ‘Al-Harju.’” Para sahabat bertanya, ”Apa yang dimaksud dengan ’Al-Harju,’ wahai Rasulullah?” Rasulullah ﷺ bersabda, ”Pembunuhan-pembunuhan.”(HR. Muslim Juz 4 : 157)
4. Munculnya Syubhat (Kesamaran)
Di akhir zaman banyak tulisan dan buku-buku. Di satu sisi ini merupakan kenikmatan dan kemudahan. Namun disisi lain, jika tulisan dan buku-buku tersebut tidak disusun berdasarkan sumber rujukan yang benar, maka justru akan menimbulkan syubhat (kesamaran) bagi pembacanya. Sehingga akan menjadi samar pula antara kebenaran dengan kebatilan. Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud رضي الله عنه, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ تَسْلِيْمَ الْخَاصَّةِ وَفُشُوَّ التِّجَارَةِ حَتَّى تَعِيْنَ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا عَلَى التِّجَارَةِ وَقَطْعُ الْأَرْحَامِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ وَكِتْمَانَ شَهَادَةِ الْحَقِّ وَظُهُوْرُ الْقَلَمِ
“Sesungguhnya dihadapan Hari Kiamat (akan terjadi); memberi salam hanya kepada orang khusus. Tersebarnya perdagangan hingga seorang wanita membantu suaminya di dalam berdagang. Terputusnya silaturrahim, saksi palsu, disembunyikannya saksi yang benar, dan tersebarnya pena.” (HR. Ahmad. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani رحمه الله dalam As-Silsilah Ash-Shahihah Juz 2 : 647)
5. Tersebarnya fitnah Wanita
Jumlah wanita di akhir zaman mengalahkan jumlah laki-laki. Dan banyak di antara mereka yang tidak mengerti bagaimana seharusnya berhijab secara syar’i, sehingga akan menimbulkan fitnah yang besar bagi kaum laki-laki. Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;
مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ.
“Sepeninggalku tidak ada fitnah yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnahnya) wanita.” (HR. Muslim Juz 4 : 2470)
6. Terbukanya Lumbung-lumbung Harta
Perhatian utama sebagian besar manusia akhir zaman adalah harta. Hal inilah yang menjadikan maraknya perdagangan di akhir zaman. Padahal bukanlah kefakiran yang ditakutkan oleh Rasulullah ﷺ akan menimpa umat ini, akan tetapi yang ditakutkan oleh Rasulullah ﷺ adalah ketika dibukakannya lumbung harta, sehingga manusia akan berlomba-lomba untuk memperebutkannya. Rasulullah ﷺ pernah bersabda;
فَوَ اللَّهِ مَا الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنِّيْ أَخْشَى أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ فَتَنَافَسُوْهَا كَمَا تَنَافَسُوْهَا وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ.
“Demi Allah, bukanlah kefakiran yang lebih aku takutkan menimpa kalian, akan tetapi yang aku takutkan atas kalian jika dunia dibentangkan kepada kalian sebagaimana telah dibentangkan kepada orang-orang-orang sebelum kalian. Sehingga kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan (dunia) akan menghancurkan kalian sebagaimana (dunia) telah menghancurkan mereka.” (HR. Bukhari Juz 4 : 3791 dan Muslim Juz 4 : 2961)
Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman
Ada beberapa kiat dalam menghadapi fitnah akhir zaman, antara lain :
1. Hadir Dalam Majelis Ilmu
Di antara cara untuk menjaga konsistensi iman di akhir zaman adalah dengan menghadiri majelis-majelis keilmuan. Karena di dalam majelis ilmu seorang akan ditunjukkan kepada jalan kebenaran dan kebaikan, dan ia akan dibimbing di atasnya. Di dalam majelis ilmu seorang dimotivasi untuk melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sehingga dengan demikian diharapkan keimanannya akan terus kontinu dan konsisten. Karena demikian pentingnya duduk dalam majelis ilmu, sehingga ‘Umar bin Khaththab رضي الله عنه pernah berkata;
”Sesungguhnya seorang keluar dari rumahnya dengan membawa dosa sebesar gunung Tihamah. Jika mereka mendengarkan ilmu, (maka) ia akan takut kemudian akan bertaubat. (Dan) ia kembali ke rumahnya dalam keadaan tidak berdosa lagi. Maka janganlah engkau berpisah dari majelis para ulama’.” (Kaifa Tatahammas)
2. Sibukkan Diri Dengan Ibadah dan Amalan Kebaikan
Dengan menyibukkan diri dengan ibadah dan amal kebaikan akan lebih bermanfaat bagi seorang muslim untuk kehidupannya di dunia dan di akhirat. Dan seorang yang menyibukkan dirinya dengan kebaikan, maka ia tidak akan mempunyai waktu untuk melakukan keburukan. Dengan demikian, hari-harinya akan terisi dengan hal-hal kebaikan dan ketaatan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah رضي الله عنه ia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda;
بَادِرُوْا بِالَأْعَمَالِ فِتَنًا كَقِطْعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِيْ كَافِرًا أَوْ يُمْسِيْ مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا.
“Bersegeralah untuk beramal (sebelum datangnya) fitnah-fitnah seperti potongan malam yang gelap. Pagi harinya seorang masih beriman, namun sore harinya ia telah kafir. Atau sore harinya seorang masih beriman, namun pagi harinya ia telah kafir. Ia menjual agamanya dengan sedikit bagian dari dunia.” (HR. Muslim Juz 1 : 118)
Imam Asy-Syafi’i رحمه الله pernah berkata;
“Aku bertemu dengan orang-orang sufi, aku tidak mengambil manfaat (dari mereka), kecuali dua kata; Pertama, waktu seperti pedang jika engkau tidak memotongnya, maka ia yang akan memotongmu. Kedua, jika engkau tidak menyibukkan dirimu dalam kebenaran, maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan.” (Al-Jawabul Kafi)
3. Mejauhi Berbagai Macam Syubhat dan Syahwat
Hati manusia itu lemah, sedangkan syubhat menyambar-nyambar.Sebagaimana perkataan Imam Adz-Dzahabi رحمه الله, menukil perkataan imam-imam salaf;
اَلْقُلُوْبُ ضَعِيْفَةٌ وَالشُّبْهُ خَطَافَةٌ
“Hati itu lemah dan syubhat itu menyambar-nyambar.” (Siyar A’lamin Nubala’, 7/261)
Sehingga barangsiapa yang menjauhkan diri dari syubhat, maka ia telah menyelamatkan agamanya. Diriwayatkan dari Abu ‘Abdillah Nu’man bin Basyir رضي الله عنه ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda;
فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ
“Barangsiapa menjaga diri dari yang syubhat, maka berarti ia telah menyelamatkan agamanya.” (HR. Bukhari Juz 1 : 52 dan Muslim Juz 3 : 1599)
Demikian pula dengan menjauhi berbagai macam hal-hal yang merangsang syahwat akan menjadikan hati bersih. Dan ketika syahwat diperturutkan, maka banyak waktu yang akan terbuang dalam perkara yang sia-sia.
4. Senantiasa Berdoa Kepada Allah 
Hendaklah seorang muslim berdoa kepada Allah ﷻ agar diselamatkan dari berbagai fitnah kehidupan dan dijadikan hatinya senantiasa istiqamah dalam kebenaran dan ketaatan. Karena hati manusia berada di antara Jari-jemari Allah ﷻ, maka Allahlah yang mampu memberikan hidayah kepada hati tersebut agar tetap istiqamah di atas kebenaran dan kebaikan, atau memalingkanya kepada kesesatan –wal’iyadzubillah.- Dan hendaknya seorang muslim juga memohon perlindungan kepada Allah ﷻ dari fitnah kehidupan. Di antara doanya adalah :
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَالِ.
“Ya Allah, aku berlindang kepada-Mu dari adzab jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari keburukan fitnah Dajjal.” (Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 1311 dan Muslim Juz 1 : 588, lafazh ini miliknya)
Atau membaca;
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
“(Wahai) Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan, sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali ‘Imran : 8)
Atau membaca;
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ.
“Wahai Pembolak-balik hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.” (HR. Tirmidzi Juz 4 : 2140. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5 dalam Shahihul Jami’ : 4801)
Atau membaca;
اَللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوْبِ صَرِّفْ قُلُوْبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ.
“Ya Allah, yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan (kepada)-Mu.” (HR. Muslim Juz 4 : 2654)
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, kepada keluarganya, dan para sahabatnya.
*****

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.